Minggu, 24 April 2011

Pintu Masuk Syetan (Bagian 1)

1. Marah
Marah adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia
marah, maka syetan bisa mempermainkannya seperti anak-anak
mempermainkan kelereng atau bola. Orang yang marah adalah orang yang
lemah dihadapan syetan.

2. Hasad
Manusia bila hasad dan tamak menginginkan sesuatu dari orang lain,
maka ia akan menjadi buta.
Rasulullah bersabda: "Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta
dan tuli". Mata yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi
buta bila ditutupi sifat hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat.
Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk masuk ke hati manusia
sehingga orang itu mengejar utk menuruti syahwatnya walapun jahat.

3. Perut Kenyang
Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi syetan. Dalam suatu
riwayat, disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri dihadapan Nabi
Yahya Bin Zakariya a.s. Beliau melihat Iblis membawa beberapa
beberapa belenggu dan gantungan pemberat. Berikut percakapan beliau
dan Iblis:
Yahya: "Wahai Iblis, belenggu dan pemberat apa ini?"
Iblis: "Ini adalah syahwat yg akan aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam"
Yahya: "Apa hubungan pemberat ini dengan manusia?"
Iblis: "Bila kamu kenyang, maka aku beri pemberat sehingga engkau
enggan untuk shalat dan dzikir"
Yahya: "Apa lainnya?"
Iblis: "Tidak ada"
Yahya: "Demi Allah, aku tidak akan mengenyangkan perutku dengan
makanan selamanya"
Iblis: "Demi Allah, aku tidak akan memberi nasehat kepada orang Muslim
selamanya".

Kebanyakan makanan mengakibatkan munculnya 6 (enam) hal tercela:
1. Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya
2. Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain, karena ia
mengira bahwa semua makhluk sama kenyangnya dengan dirinya
3. Mengganggu ketaatan kepada Allah
4. Bila mendengarkan ucapan hikmah, ia tidak mendapatkan kelembutan
5. Bila ia bicara tentang ilmu, maka pembicaraannya tidak bisa
menembus hati manusia
6. Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rokhani

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar