Sabtu, 03 September 2011

♥♥ SMS Merah Jambu ♥♥

--^^ HATI - HATI SMS MERAH JAMBU ^^-- "Tetap istiqomah, Ukhti… Selamat
berjuang. Semoga Allah menyertai anti." Sender : Ikhwan +62817xxx
Senyum timbul dari cakrawalanya dengan malu-malu. Serasa ada hangat
menyelusup dada dan membuat jantung berdegup leb...ih cepat. Otaknya
pun sekejap bertanya, "Ada apa?", "Sungguh, bukan apa-apa. Aku hanya
senang karena ada saudara yang menyemangatiku." Si akhwat menyangkal
hatinya cepat-cepat. Dan ia bergegas meninggalkan kamarnya, ada
dauroh.

Ia berlari sambil membawa sekeping rasa bahagia membaca sms
tadi yang sebagian besar bukan karena isinya, melainkan karena nama
pengirimnya. "Ana lagi di bundaran HI, Ukhti. Doakan kami bisa
memperjuangkan ini." Sender : Ikhwan +628179823xxx Untuk apa dia
memberitahukan ini padaku. Bukankah banyak ikhwan atau akhwat lain?
Nada protes bergema di benaknya. Tapi di suatu tempat, entah di mana
ada derak-derak yang berhembus lalu. Derak samar bangga menjadi
perempuan yang terpilih yang di-sms-nya. Pagi itu, handphone
kesayangannya berbunyi. "Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga hari-hari
yang dijalani lebih memberi arti." Dada membuncah hampir meledak
bahagia. "Dia bahkan ingat hari lahirku!" Dibacanya dengan
berbunga-bunga. Tapi pengirimnya… Sender : Akhwat +6281349696xxx
Senyum tergurat memudar. Tarikan napas panjang. Kecewa, bukan dari
dia. Ringtone-nya berbunyi lagi. "Ukhti, Selamat hari lahir. Semoga
hari-hari yang dijalani lebih memberi arti." Sender : Ikhwan
+628179823xxx Dia!Semburat jingga pagi jadi lebih indah berlipat kali.
Senyumnya mengembang lagi. Dan bunga-bunga itu mekar-lah pula. Cerita
di atas tadi selurik gerak hati seorang akhwat di negeri antah
berantah yang sangat dekat dengan kita. Gerak hati yang mungkin pernah
bersemayam di dada kita juga. Bisa jadi kita mengangguk-angguk tertawa
kecil atau berceletuk pelan, "Seperti aku nih," saat membacanya. Hayo…
ngaku! He he… Mari kita cermati fragmen terakhir dari cerita tadi.
Kalimat sms keduanya persis sama, yang intinya mengucapkan dan
mendoakan atas hari lahir (mungkin mencontek dari sumber yang sama
hehe…). Sms sama tapi berhasil menimbulkan rasa yang jelas berbeda.
Karena memang ternyata lebih berarti bagi si akhwat adalah
pengirimnya, bukan apa yang dikatakannya. Namun sebenarnya, apakah
Allah membedakan doa laki-laki dan perempuan? Mengapa menjadi lebih
bahagia saat si Gagah yang mendoakan? Semoga selain mengangguk-angguk
dan tertawa kecil, kita juga berani memandang dari sudut pandang orang
ketiga. Dengan memandang tanpa melibatkan rasa (atau nafsu?), kita
akan bisa berpikir dengan cita rasa lebih bermakna. Konon, cerita tadi
terus berlanjut. Suatu hari yang cerah, sang akhwat mendapat kiriman
dari si ikhwan itu. Sebuah kartu biru yang sangat cantik. Tapi sayang,
isinya tidak secantik itu. Menghancurkan hati akhwat menjadi
berkeping-keping tak berbentuk lagi. Kartu biru itu adalah kartu
undangan pernikahan si ikhwan. Dengan akhwat lain, tentu saja.
Berbagai Tanya ditelannya. Mengapa dia menikah dengan akhwat lain?
Bukankah dia sering mengirim sms padaku? Bukankah dia sering
me-miscall ku untuk qiyamull lail? Bukankah dia ingat hari lahirku?
Bukankah dia suka padaku? Mengapa…mengapa… Dan air mata berjatuhan di
atas bantal yang diam. Teman, jangan bilang, ya… dia hanya tidak tahu,
ikhwan itu juga mengirimkan sms, miscall, mengucapkan selamat hari
lahir dan bersikap yang sama ke berpuluh akhwat lainnya! Ironis.
Sedih, tapi menggelikan, menggelikan tapi menyedihkan. Sekarang siapa
yang bisa disalahkan? Akhwat memang seyogiyanya menyadari dari awal,
sms-sms yang terasa indah itu bukan tanda ikatan yang punya kekuatan
apa-apa. Siapa yang menjamin bahwa ikhwan itu ingin menikahinya? Bila
ia berharap, maka harapanlah yang akan menyuarakan penderitaan itu
lebih nyaring. Tetapi para ikhwan juga tak bisa lari dari tanggung
jawab ini. Allau'alam apapun niatnya, semurni apapun itu, ingatlah,
sms melibatkan dua orang, pengirim dan penerima. Putih si pengirim,
tak menjamin putihnya juga si penerima. Bisa jadi ia akan berwarna
merah muda. Merah muda di suatu tempat di hati atau menjadi rona di
pipi yang tak akan bisa disembunyikan di depan Allah. Bagi perempuan,
sms-sms dan bentuk perhatian sejenis dari laki-laki bisa menimbulkan
rasa yang sama bentuknya dengan senyuman, kedipan menggoda, dan daya
tarik fisik perempuan lainnya bagi laki-laki. Menimbulkan sensasi yang
sama. Ketika perempuan bertanya berbagai masalah pribadinya padamu,
seringkali bukan solusi yang ingin dicari utamanya. Melainkan dirimu.
Ya, sebenarnya perempuan ingin tahu pendapatmu tentang dia, apakah
dirimu memperhatikannya, bagaimana caramu memandang dirinya. Dirimu,
dirimu, dan dirimu… dan kami –kaum hawa- sayangnya, juga memiliki
percaya diri yang berlebihan, atau bisa dibahasakan lain dengan 'mudah
Ge-Er'. Jadi, tolong hati-hati dengan perhatianmu itu. Paling
menyedihkan saat ada seorang aktivis yang tiba-tiba berkembang gerak
dakwahnya atau semangat qiyamul lailnya karena terkait satu nama.
Naudzubillah tsumma naudzubillah. Ketika kita menyandingkan niat tidak
karena Allah semata, maka apalah harganya! Apa harganya berpeluh-payah
bukan karena Dia, tapi karena dia. Seseorang yang sama sekali bukan
apa-apa, lemah seperti manusia lainnya. Laki-laki dan wanita
diciptakan berbeda bukan saling memusuhi, bukan juga saling bercampur
tak bertepi, tapi semestinya saling menjaga diri. Secara fisik,
emosional, atau kedua-duanya. SMS tampak aman dari pandangan orang
lain, hubungan itu tak terlihat mata. Tapi wahai, syetan semakin
menyukainya. Mereka berbaris di antara dua handphone itu. Maka
dimanapun mereka berada, syaitan tetaplah musuh yang nyata! Wahai
akhwat, bila kau menginginkan sms-sms itu, tengoklah inbox-mu.
Bukankah disana tersusun dengan manis sms-sms dari saudarimu.
Saudari-saudarimu yang dengan begitu banyak aktivitas, amanah,
kelelahan, dan kesedihan yang sangat memerlukan perhatianmu. Juga
begitu banyak teman-temanmu yang belum mengenal Islam menunggu kau
bawakan sms-sms cahaya untuk mereka. Ada saatnya. Ya, ada saatnya
nanti handphone kita dihiasi sms-sms romantis. Sms-sms yang walaupun
hurufnya berwarna hitam semua, tapi tetap bernadakan merah muda. Untuk
seseorang dan dari seseorang yang sudah dihalalkan kita berbagi hidup,
dan segala kata cinta di alam semesta. Cinta yang bermuara pada
penciptaNya. Cinta dalam Cinta. Bersabarlah untuk indah itu. "Ummi,
abi lagi ngisi ta'lim di kampus pelangi. Di depan abi ada beribu
bidadari-bidadari berjilbab rapi, tapi tak ada yang secantik
bidadariku di istana Baiti Jannati. Miss u my sweety." "Abi, yang
teguh ya, pangeranku…rumah ini terasa gersang tanpa teduh wajahmu. Luv
ya" -------------------------------------------- Renungan : masih mau
smsan "sayang-sayangan" dengan yang bukan MUHRIM...??? SIAP NANGGUNG
DOSA???? PIKIRKAN baik-baik . . . Nisa hanya mengingatkan bukan
MEMAKSA Subhaanakalloohumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa
anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik. Wassalamu'alaikum wa rahmatullah
wa barakatuh ♥♥ ✿✿Annisa Mutiara Hati ✿✿♥♥
http://www.facebook.com/zaujie.zaujatie (Ooopzz...! Sudah Full) ♥♥
✿✿Annisa Mutiara Hati II✿✿♥♥
http://www.facebook.com/profile.php?id=100002554597640 (uda full juga
:D) Comiing Soon "Annisa Mutiara Hati III" d'tunggu ya ^^, Join page
"Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran"
http://www.facebook.com/pages/Izinkan-Aku-Menikah-Tanpa-Pacaran/124803064261837

Tidak ada komentar:

Posting Komentar